Rabu, 09 Mei 2012

BERSIH itu Wajib


BERsama SupIyardi bangun cimaHi

Ketika Nabi shallallahu'alaihiwasallam ditanya manusia yang paling utama, beliau menjawab: "Setiap orang yang makhmul al-qalb dan shaduq al-lisan (sangat benar ucapannya). Para shahabat lalu bertanya: Kami mengetahui tentang Shaduqul lisan, akan tetapi apa maksud dari makhmul al-qalb ? Maka beliau menjawab: Yaitu orang yang bertakwa lagi bersih (jiwanya), tidak mempunyai dosa, kedzaliman, dendam, maupun rasa iri dengki".
(H.R Ibnu Majah).

Sahabat,
Sungguh ini suatu rangkaian yang rumit ketika kita dituntut untuk mencari kebaikan di tengah gelombang dunia yang menjamah pantai pemikiran dan hati  yang hadir dengan deburan ombaknya yang kencang. Sosok-sosok manusia yang sekedar bermain di pinggirnya tidak lagi mampu menikmati dan sedikit waktu untuk berfikir jernih ketika sekejap pasang air dunia menghampiri dengan masa yang sekelebat cepat. Mungkin, hanya pribadi yang terbiasa dengan tempaan Ilahiyyah yang paham. Bagaimana selamat dari tumbukan yang meracau sanubari dan akal ini.

Sahabat,
Jangan jadikan ironi kegalau-an diri atas makna hidup menutupi kejernihan hati dan jiwa kita untuk melihat dan mencari siapa teman ataupun pribadi yang tepat untuk sekedar menghantarkan kita ke arah pencerahan bernama kepemimpinan yang bersih.
 Bukankah bersih merupakan bagian dari keimanan? Sehingga, sudah sepantasnya semua aspek kehidupan dan penghidupan tidak bisa terlepas dari belenggu kebersihan ini yang sedemikian bercahayanya. kita semua tentu sudah muak dengan kesulitan-kesulitan yang dibebankan kepada kita oleh buaian penguasa yang seolah memudahkan.
Bersihnya kepemimpinan itu, bukan hanya sekedar kejujuran melainkan adalah kemampuan menjalankan amanah sesuai dengan yang di titipkan kepadanya. Volume amanahnya adalah tidak berlebih yang berakibat Ujub (Sombong) atau Kurang sehingga timbullah pribadi korup.  

Sahabat,
Yakinlah pembangunan yang baik itu butuh sumbangsih semua elemen pemilik kekuatan dalam merancang goresan sejarahnya. Disadari, mungkin tidak semua unsur itu akan bahagia. Melainkan kita percaya semua cita mereka setidaknya bertaut dalam rancangan yang kokoh berdasar kesepakatan besar bernama HARAPAN Kebaikan yang sama.
Karenanya, kebersihan itu bukan lagi sisipan di kehidupan kita melainkan kebutuhan yang mendesak. Dimana jika ia tiada, maka sesaklah nafas kita di kehidupan bermasyarakat, bernegara dan berbangsa.

“ Mendapatkan pemimpin ideal dalam konteks sempurna itu memang tidak mungkin, tapi memilih pemimpin yang bersih merupakan kewajiban bagi umat Islam "
(H. Sodikun : Ketua Umum MUI Palembang)

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Dea Sunarwan | for Gema Keadilan Cimahi - Facebook Gema Keadilan Cimahi