Senin, 28 Mei 2012

SESUAI TEKAD, PEMIMPIN ITU AKAN DICINTAI



“ Nilai seseorang sesuai dengan kadar tekadnya, ketulusannya sesuai dengan kadar kemanusiaannya, keberaniannya sesuai dengan kadar penolakannya terhadap perbuatan jahat dan kesucian hati nuraninya sesuai dengan kadar kepekaannya terhadap kehormatan dirinya.”
-Khalifah Ali bin Abi Talib-

Sahabat,
Lembayung senja kehidupan mulai merasuk damai di tiap pribadi yang telah lama menantinya dalam dimensi pelepas kepenatan kesibukan dunia yang tiada berujung. Lelah kerja yang berkerak sekalipun seakan beterbangan laksana buih yang dipermainkan angin, yang bertiup perlahan setelah tubuh mampu merebah dan menikmati indahnya dunia dalam dimensi itu. Akan tetapi, belaian ketenangan itu bukan berarti menjadi racun yang menggerogoti immunitas semangat juang kita dalam mencari keridhoan Alloh SWT. Karena keyakinan tinggi akan amalan di tiap ikhtiyar yang kita gelorakan untuk penghidupan yang lebih baik terdapat benih-benih kebaikan yang terus tercipta dari peluh dan darah juang kita untuk generasi yang akan datang.

Sahabat,
Keikhlasan dan ketulusan dalam amalan bukanlah dilihat dari kuantitas volume yang diberikan akan tetapi berfokus pada kemanfaatan yang berlaku kemudian, dimana si pemberi melepaskan penilaian akhir kepada Alloh SWT sebagai juri terbaik di kehidupan ini. Ia akan berprilaku selayaknya untuk sekedar merayu hadirnya keridhoan dan kecintaan Sang Kholiq di tengah peraduan doanya, sebelum dan selepas melakukan amal sholeh tersebut. Inilah mengapa para Ulama menempatkan keikhlasan ataupun ketulusan menjadi bab terpenting dalam tiap amal sehari-hari bahkan mampu memperoleh kedudukan setengah amalan agama secara sempurna.Sejatinya, ini merupakan pinta yang tersirat untuk menggapai cintanya Alloh untuk kita.

Sahabat,
Semangat yang membahang tentu pasti mampu membakar jiwa lemah kita.  Jika bukan karenanya, kita mungkin masih dipersimpangan jalan putus asa atau bahkan di tengah jalan pragmatis yang berorientasi materialistik. Inilah pentingnya kehadiran suatu keberanian yang bermuara pada keyakinan yang utuh. Dimana ia menjadi pendobrak kemapanan yang memalaskan atau keputusasaan dari fikiran ketidakmampuan. Keberanian seperti ini, tentulah sangat diperlukan dalam pribadi kepemimpinan saat ini. Keberanian yang bukan berdasar atas dorongan orang lain akan tetapi keberanian yang tumbuh dari sanubari yang telah rutin ditempa oleh nilai-nilai keimanan yang meneguhkan.

Sahabat,
Pucuk kenikmatan yang Alloh berikan adalah hidayah. Hidayah yang diberikan kepada hamba-hambaNya yang Ia kehendaki untuk memilikinya. Hidayah yang merupakan cerminan kecintaan Alloh kepada hambaNya. Ketika Hamba itu memilikinya maka kepekaannya pun akan meningkat, ia akan menjadi pribadi yang lebih peduli tanpa iming-iming pujian dari orang lain ataupun penilaian makhluk. Betapa bahagianya ia, sehingga saat ia tersadar mungkin hanya ucapan syukur kehadirat Alloh SWT saja yang mampu di ucapkan lisannya. Hal inilah yang  tercermin dalam pribadi Umar Ibnu Khottob R.A. Sahabat yang terus bersyukur atas nikmat hidayah yang telah bersemayam di dalam hatinya selepas membaca surat Thoha dalam Al Qur’an. Sehingga salah seorang  sahabat , Abdullah bin Mas'ud pun berkomentar, "Kami senantiasa berada dalam kejayaan semenjak Umar bin Khattab masuk Islam."

Sahabat,
Momentum kegemilangan itu kini hanya menunggu hitungan hari jikalau kita bijak dalam menentukan titik arah prioritas. Kerinduan kita akan pemimpin yang mencintai kita yang sudah sedemikian memuncaknya, haruslah berbanding lurus dengan Kemenangan dan Kejayaan yang akan hadir seiring pilihan diri yang berbasis ketaqwaan. Kini sudah saatnya kita menjadi bagian bersejarah untuk mengubah kehidupan ke arah yang lebih baik. Jangan mudah menjadi pengekor dalam aktifitas amalan. Karena kepahaman akan pilihan kita adalah hal mutlak yang wajib dimiliki tiap pribadi yang bertekad untuk perubahan menuju perbaikan yang nyata.  Jadilah pribadi yang bertekad baja sehingga kita akan mampu menebarkan cinta untuk pribadi-pribadi yang berinteraksi dengan diri bahkan menjalinkan ikatan yang lebih erat dalam meraih cintanya Alloh SWT.

“Sebaik-baik pemimpin ialah yang kamu cintai, dan cinta pada kamu, dan kamu do’akan mereka dan mereka mendo’akanmu”.
(HR. Muslim)

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Dea Sunarwan | for Gema Keadilan Cimahi - Facebook Gema Keadilan Cimahi